Sutradara Hanny Saputra Berbagi Ilmu


TEMPO.CO, Jakarta - Sutradara Hanny R Saputra terus menebar senyum. Di Sabtu siang yang terik di Kota Bontang, sutradara bertubuh tinggi besar itu tanpa lelah dan selalu tersenyum melayani pertanyaan para remaja, yang merupakan anggota Marching Band (MB) Bontang PKT. Para remaja ini antusias bertanya mengenai berbagai hal. Hari itu seperti harinya Hanny berbagi ilmu dan seluk-beluk tentang film.

“Anak-anak MB di sini semangat bertanya bagaimana proses pembuatan film. Saya jelaskan blablabla dan mereka antusias,” kata Hanny yang kedatangannya di kota ini untuk melakukan peninjauan film terbarunya berjudul 12 Menit untuk Selamanya. Hanny menceritakan film yang akan shooting pada bulan Desember mendatang akan mengambil lokasi di Jakarta dan Bontang. “Indonesia masih punya banyak potensi. Setelah film anak-anak Laskar Pelangi sukses, banyak cerita serupa yang inspirasinya dari seluruh pelosok Indonesia,” Hanny menjelaskan panjang lebar.

Sutradara yang sudah menyutradarai beberapa film, seperti Virgin, Heart, Love is Cinta, Love Story, Sweetheart, Mili dan Nathan dan Di Bawah Lindungan Kabah, ini menjelaskan panjang lebar tentang filmnya yang menceritakan MB sebagai simbol kebanggaan anak-anak di Bontang. Selain tentang seluk beluk MB, film ini akan bercerita tentang drama konflik tiga karakter peran Ilen, Tara, dan Halang yang tergabung di MB.

Marching Band di Bontang merupakan multikultural yang menceritakan bagaimana keberagaman yang terjadi di sini. Ada anak penduduk asli Dayak dan Bontang, lalu anak pribumi keturunan Cina, dan anak dari status ekonomi berada yang lahir dari keluarga pegawai BUMN PKT atau Pupuk Kaltim,” Hanny berkisah.

Film 12 Menit untuk Selamanya menceritakan seluk-beluk MB yang untuk tampil dalam waktu singkat atau hanya 12 menit saja, tetapi proses berlatihnya hingga berbulan-bulan. Anak-anak yang tergabung di MB belajar bagaimana kerja sama, disiplin, strategi, kepercayaan diri dan banyak hal. “Jadi, film ini menarik karena mewakili kegiatan atau aktivitas anak-anak yang tergabung di sini.”

Hanny menjelaskan rencananya film ini akan mengambil kejuaraan atau lomba marching band pada tingkat nasional, yaitu berlangsungnya Grand Prix MB yang berlangsung di Jakarta pada Desember mendatang. “Dari sisi cerita sangat menarik karena ceritanya based on story dan pada acara GPMB di Istora Senayan itu live kejuaraan yang proses pengambilan gambar dengan banyak kamera karena tidak take atau diulang,” kata sutradara berusia 47 tahun ini.

Dia berharap film ini akan menjadi alternatif hiburan film keluarga yang akan diputar pada April tahun depan bertepatan dengan masa liburan sekolah. Film yang diproduksi Big Picture ini akan menggunakan 150 peserta MB, beberapa anak pendatang baru dan para artis senior, seperti Olga Lydia, Titi Sjuman, Hesti Putri, Ninik L Karim dan Nobuyuki Suzuki.

“Semoga potensi anak-anak Indonesia selalu menjadi inspirasi menarik untuk perfilman nasional. Kita punya banyak cerita Laskar Pelangi di seluruh Indonesia,” ujarnya. Memang betul Mas Hanny!

HADRIANI P

Unknown

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar